Penjelasan Ilmiah Ombak Pantai Parangtritis Yang Mematikan
Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik itu tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan.
Kepala Laboratorium Geospasial Parangtritis I Nyoman Sukmantalya mengatakan, sampai sekarang informasi mengenai rip current amat minim. Akibatnya, masyarakat masih sering mengaitkan peristiwa hilangnya korban di pantai selatan DI Yogyakarta dengan hal-hal yang berbau mistis. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut.
Arus balik merupakan aliran air gelombang datang yang membentur pantai dan kembali lagi ke laut. Arus itu bisa menjadi amat kuat karena biasanya merupakan akumulasi dari pertemuan dua atau lebih gelombang datang.
Jelas, penyebab terseretnya atau hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, dapat dijelaskan secara ilmiah, yakni akibat terseret ombak rip current. Wujud Rip current adalah ombak ganas yang memiliki kecepatan mencapai delapan puluh kilo meter per jam. Sifat Arus balik itu nggak cuma kuat, tapi juga sangat mematikan.
Arus balik merupakan aliran gelombang datang yang membentur pantai dan kembali lagi ke laut. Arus ini bisa menjadi sangat kuat karena biasanya merupakan akumulasi dari pertemuan dua atau lebih gelombang yang datang. Bahayanya, arus balik yang datang, terjadi sangat cepat, bahkan dalam hitungan detik. Arus balik yang datang tidak hanya berlangsung di satu tempat saja, melainkan berganti-ganti lokasi sesuai dengan arah datangnya gelombang. Datangnya gelombang ke berbagai tempat ini juga disebabkan oleh arah hembusan angin dari laut menuju darat.
Korban dapat terseret arus balik karena berada terlalu jauh dari bibir pantai. Ketika korban diterjang arus balik, korban dapat dengan mudah terseret karena kakinya tidak memijak pantai dengan kuat. Besar Kekuatan arus balik bahkan beberapa kali lebih kuat ketimbang arus datang gelombang itu sendiri.
“Korban yang terseret tiba-tiba ini menjadi panik karena tidak berpegang pada apapun, sehingga dia kelelahan dan akhirnya tenggelam,” jelas I Nyoman Sukmantalya, Kepala Laboratorium Geospasial Parangtritis.
Tips jika terseret ombak
Sebenarnya jika korban tetap tenang saat terseret arus, korban memiliki kemungkinan yang besar untuk kembali ke permukaan pantai karena arus tersebut berputar di dasar laut sehingga materi di bawah bisa naik kembali. Usai mengapung, korban dapat berenang ke tepi laut, atau membiarkan dirinya terhempas oleh gelombang datang yang lain. Paling tidak, korban memiliki kesempatan untuk melambaikan tangan atau berteriak minta tolong.
Sumber : http://kejogja.com/
Thanks for info, menambhan wawasan saya https://bit.ly/2yonPK5
ReplyDelete